askep kebersihan rambut


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEBERSIHAN RAMBUT
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengaruh suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat didefinisikan.
Terdapat 2 jenis rambut:
  1. Rambut Terminal (Dapat Panjang Dan Pendek).
  2. Rambut Velus (Pendek,Halus,Lembut).
Terdapat 2 jenis rambut:
  1. Fase Pertumbuhan(Anagen)
Kecepatan pertumbuhan bervariasi, rambut janggut tercepat diikuti kulit kepala. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90% dari 100000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada suatu saat.
  1. Fase Istirahat (Tolegen)
Berlangsung ± 4 bulan, rambut mengalami kerontokan. 50-100 lembar rambut rontok tiap harinya.
Masalah/Gangguan Pada Rambut:
  1. Kutu.
  2. Ketombe.
  3. Botak(alopecial).
  4. Radang pada kulit di rambut (seborrheic dermatitis).
A.PENGKAJIAN
  1. Pengkajian Fisik
Sebelum melakukan perawatan rambut, perawat mengkaji kondisi rambut dan kulit kepala.Rambut normal adalah bersih, bercahaya,dan tidak kusut , unuk kulit kepala harus bebas dari lesi. Rambut klien berkulit gelap biasanya lebih tebal, lebih kering, dan lebih keriting daripada rambut klien berkulit terang. Kehilangan rambut (alopesia) dapat disebabkan praktek perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi.
2.Perubahan Perkembangan
Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi, dan kondisi rambut dapat memengaruhi hygiene yang dibutuhkan seseorang.
3.Kemampuan Perawatan Diri
Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk merawat rambut. Kondisi yang menyakitkan tangan, pegangan tanggan yang lemah, kelemahan, dan hambatan fisik (misalnya gips dan balutan) merupakan beberapa ondisi yang dapat merusak kemampuan klien dalam melakukan perawatan rambut.
4.Praktik Perawatan Rambut
Cara untuk mengkaji praktik perawatan rambut seseorang adalah dengan mengobserpasi penampilan rambut. Rambut yang kotor, tidak bersinar, dan kusut mengidentifikasikan perawatan rambut yang tidak tepat. Dengan mengkaji perawatan rambut pilihan klien, perawat dapat mengatur pola rambut klien yang sama dengan bantuan klien untuk member tahu pola rambut klien. Perawat juga mengkaji tipe produk perawatan rambut klien gunakan dan kapan perawatan rambut biasanya dilakukan.

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah yang paling sering didefinisikan perawat setelah melakukan pengkajian rambut dan kulit kepala berpusat pada rasa nyaman dan penampilan. Apabila terdapat lesi actual atau ketidaknormalan pada kulit kepala maka diagnosa keperawatan berfokus pada integritas kulit kepala.
Contoh diagnosa keparawatan untuk perawatan rambut dan kulit kepala :
1.Defisit perawatan diri: berpakaian berias yang berhubungan dengan:
a.Perubahan tingkat kesadaran
b.Imobilisasi fisik atau kelemahan
2.Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan:
a.Laserasi kulit kepala
b.Gigitan serangga
3.Nyeri yang berhubungan dengan:
a.Lesi kulit kepala
b.Akumulasi secret di rambut
4.Gangguan citra diri yang berhubungan dengan:
a.Penampilan fisik yang tidak di sisir
5.Risiko infeksi ynag berhubungan dengan:
a.Laserasi kulit kepala
b.Gigitan serangga

C.PERENCANAAN
Praktik perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan hygiene klien. Perawat harus ingat bahwa klien tetap sadar akan penampilan mereka. Dengan demikian rencana yang efektif rencana yang efektif memperbolehkan klien untuk memulai dan berpartisipasi dalam tindakan apabila memungkinkan. Pemilihan factor yang tepat berhubungan mempengaruhi rencana asuhan keperawatan.
Tujuan klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi:
1.Klien akan memiliki kulit kepala dan rambut yang sehat.
2.Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri.
3.Klien akan berpartisipasi dalam praktik keperawatan.

D.IMPLEMENTASI
1.Penyikatan dan Penyisiran
Penyikatan membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut. Penyisiran hanya membentuk rambut dan mencegah pengusutan. Klien yang mampu melakukan perawatan diri harus di motivasi untuk memelihara perawatan rambutnya sehari-hari. Namun untuk klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi, koordinasi yang kurang baik, dan yang bingung memerlukan bantuan perawat. Penyikatan dan penyisiran yang sering menjaga rambut panjang terlihat rapi.
2.Bersampo
Frekuensi bersampo tergantung rutinitas pribadi sehari-hari dan kondisi rambut. Perawat harus mengingatkan klien yang hospitalisasi yang tinggal di tempat tidur, perspirasi berlebih, atau pengobatan yang meninggalkan darah atau larutan pada rambut memerlukan kegiatan bersampo lebih sering.
Jika klien mampu mandi shower atau mandi, biasanya rambut dapat dikeramas tanpa kesulitan.jika klien tidak mampu duduk tapi dapat bergeser, perawat perawat dapat memindahkan klien ke brankar untuk transportasi ke bak mandi atau shower yang dilengkapi semprotan yang dipegang. Jika klien tidak mampu untuk duduk dikursi atau berpindah ke brankar maka bersampo dilakukan pada klien dilakukan di tempat tidur.
3.Pencukuran
Pencukuran rambut yang berada di bagian wajah dapat dilakukan setelah mandi atau bersampo. Klien yang mudah berdarah seperti yang menerima medikasi antikoagulan, dosis tinggi aspirin, atau obat anti peradangan nonsteroidal, dan gangguan peerdarahan diinstuksikan untuk menggunakan pisau cukur listrik yang sebelumnya sudah di periksi oleh perawat. Ketika pisau cukur digunakan, kulit harus diperhalus untuk mencegah tarikan, goresan, atau pemotongan.
4.Perawatan Kumis dan Jenggot
Klien pria yang berkumis dan berjenggot memerlukan perawatan sehari-hari. Menjaga kebersihan daerah tersebut pening karena partikel makanan dengan mudah berkumpul di rambut. Jika klien tidak mampu merawat diri sendiri maka perawat harus memotong, menyisir, atau mencuci ketika diperlukan atau diminta oleh klien.

E.EVALUASI
Evaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk keperawatan rambut klien berdasarkanhasil yang diharapkan dan tujuan perawatan. Perawat menggunakan ukuran evaluativef, seperti meminta klien mendemonstrasikan praktik perawatan rambut atau merawat kembali kondisi rambut dan kulit kepala untuk menentukan keberhasilan intervensi perawata

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J, 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 รข€“ 2006. Jakarta : Prima Medika.















Comments

Popular Posts