LAPORAN PENDAHULUAN BILIBURIN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Adalah
suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi menimbulkan kern-ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, Hyperbilirubinemia adalah meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah yang kadar nilainya lebih dari nominal ( Kapital selecta
kedokteran, 200)
B. TANDA DAN GEJALA
1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg % pada neonatus cukup bulan
atau melebihi 12,5 mg % pada neonatus
kurang bulan.
3. Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg %
per hari
4. Ikterus menetap sesudah 2 mionggu
pertama
5. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg %
6. Mempunyai hubungan dengan proses
hemolitik
7. Perut membuncit
8. Pembesaran pada hati
9. Feces berwarna seperti dempul
10. Warna kulit tubuih tampak kuning
C. Etiologi
o
Peningkatan bilirubin yang dapat
terjadi karena; polycethemia, issoimun, hemolytic, desease, kelainan struktur
dan enzim sel darah merah, keracunan obat ( hemolosis kimia; salisilat;
kortikosteroid, klorampenikol), hemoolisis ekstravaskular,
cephalhematomaeccymossis.
o
Gangguan fungsi hati, defisiensi
glukoronil transferase, obstruksi empedu/atresia biliari, infeksi, masalah
metabolic, galakto semia Hyperbilirubinemia jaundice ASI.
o
Komplikasi; asfiksia, hipotermi,
hipoglimia, menurunnya ikatan albumin; lahir premature, asidosis. ( Nelson,
Ilmu Kesehatan Anak, 1999)
D. Penatalaksanaan Terapeutik
o
Fototerapi; dilakukan apabila telah
ditegakkan hyperbilirubinema patologis dan berfungsi untuk menurunkan bilirubin
dalam kulit melalui tinja dan urin dengan oksidasi foto pada bilirubin dari
biliverdin. Walaupun cahaya biru memberikan panjang gelombang yang tepat untuk
fotoaktivitas bilirubin bebas, cahaya hijau dapat mempengaruhi fotoreaksi
bilirubin yang mengikat albumin. Cahaya menyebabkan rekasi fotokimia dalam
kulit (fotoismoerisasi) yang mengubah bilirubin tak terkonjugasi ke dalam
fotobilirubin, yang mana dieksresikan dalam hati kemudian ke empedu. Kemudian
produk akhir rekasi adalah reversible dan eksresikan ke dalam empedu tanpa
perlu konjugasi.
o
Fenobartital : mengeksresikan
bilirubin dalam hati dan memperbesar konjugasi. Meningkatkan sintesis hepatic
glukoronil transferase yang mana dapat meningkatkan bilirubin konjugasi dan
clearance hepatic pada pigmen dalam empedu, sintesis protein dimana dapat
meningkatkan albumin untuk mengikat bilirubin. Fenobartital tidak begitu sering
dianjurkan.
o
Antibiotik ; apabila terakit dengan
infeksi.
o
Transfuse tukar; apabila sudah tidak
dapat ditangani dengan fototerapi dan indikasinya.
o
Pada semua keadaan dengan kadar
bilirubin indirek > 20 mg/%.
o
Kenaikan kadar bilirubin indirek
yang cepat yaitu 0,3 - 1 mg/%/jam.
o
Anemia yang berat pada bayi baru
lahir dengan gejala gagal jantung.
o
Kadar Hb tali pusat > 14 mg/%
dari uji cooms direk positif.
o
Ikterus disertai tinja (kotoran
warna diempul ) harus segera dirujuk.
Pedoman penggunaan ikterus menurut
waktu timbulnya dan kadar bilirubin (modifikasi Maisels, 1972)
Billirubin
(mg/%)
|
<
24 jam
|
24-48
jam
|
49-79
jam
|
>
72 jam
|
|
<5
5-9
|
Pemberian
makanan yang dini
Terapi
sinar a bila hemolisis
|
||||
Kalori
cukup
|
|||||
10-14
|
Transfusi
tukar b bila hemolisis
|
Terapi
sinar
|
|||
15-19
|
Transfusi
tukar c
|
Transfuse
tukar bila hemolisis
|
Terapi
sinar d
|
||
>
20
|
Transfusi
tukar e
|
||||
Bilibirum < 5 mg/% selalu
observasi, bilirubbin > 5 mg/ % penyebab perlu disekidiki.
Bagan penanganan ikterus bayi baru
lahir
Tanda-tanda
|
Warna kuning pada kulit dan selera
mata (tanpa hepatomegali), pendarahan kulit dan kejang-kejang
|
||||
Kategori
|
Normal
|
Fisiologik
|
Patologik
|
||
Daerah
ikterus (rumus Kramer)
|
1
|
1+2
|
1-4
|
1-5
|
1-5
|
Kuning
hari ke
|
1-2
|
3
|
>
3
|
>
3
|
>
3
|
Kadar
bilirubin
|
<
5 mg / %
|
5-9
mg/%
|
11-15
mg/%
|
>15
mg/%
|
>20
mg/%
|
Penanganan
|
|||||
Bidan atau Puskesmas
|
Terus diberi ASI
|
Jemur di matahari pagi jam 7-9
selama 10 menit. Badan bayi telanjang. Mata ditutup terus diberi ASI banyak
minum
|
Rujuk ke Rumah Sakit Banyak minum
|
||
Rumah Sakit
|
Sama dengan atas
|
Sama dengan diatas
|
Terapi sinar
|
Terapi sinar
|
|
Periksa golongan darah ibu
Periksa kadar bilirubin
|
|||||
Nasihat bila semakin kuning,
kembali
|
Waspadai bila tukar darah
bilirubin naik > 0,5 mg/jam Cooms test
|
Tukar darah
|
E. Patofisiologi
o
Pigmen kulit ditemukan dalam empedu
yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin oleh kerja hemeogsigenisasi,
biliverdin reduktase, dan agen perediuksi nonenziamtik dalam system
retikoluendoteilial.
o
Setelah pemecahan hemoglobin,
bilirubin tak terkonjungasi diambil oleh protein intra seluller “ Y protein
“ dalam hati. Pengambilan tergantung pada aliran darah hepatic dan adanya
ikatan protein.
o
Bilirubin yang tidak terkonjugasi
dalam hati diubah atau terkonjungasioleh enzim asam uridin difosfogglukuronat,
urin diphosphoglucuronic acid (UDPGA) glukuronil transfere menjadi bilirubin
mono dan glucorinoda yang polar, larut dalam air (bereaksi direk)
o
Bilirubin yang terkonjugasi yang
larut dalam air dapat dieliminasi melalui ginjal. Dengan konjugasi, bilirubin
masuk dalam empedu melalui membrane kenalikuler. Kemudian system
gastrointestinal dengan diaktifkan oleh bakteri menjsadi urbilinogen dalam
tinja dan urin. Beberapa bilirubin diabsorsi kembali
melalui sirkulasi enterohepatik.
o
Warna kulit kuning akibat dari
akumulasi pigmen bilirubin yang larut lemak, tak terkonjugasi, non polar
(bereaksi indirek)
o
Pada bayi dengan
Hyperbilirubinemiakemungkina merupakan hasil dari defisiensi atau
tidak aktifnya glukoronil transfere. Rendahnya pengambilan dalam hepatic
kemungkinkan karena penurunan protein hepatic sejalan dengan penurunan
darah hepatic.
o
Jaundice yang terkait dengan
pemberian asli merupakan hasil dari hambatan kerja glukoronil transferase oleh
pregnanerdiol atau asam lemak bebas yang terdapat dalam
asi. Terjadi 4-7 hari setelah lahir. Dimana terdapat kenaikan bilirubun tak
terkonjugasi dengan kadar 25-20 mg/dl selam minggu ke 2- ke-3 biasanya dengan
mencapai usia 4 minggu dan menurun 10 minggu. Jika pemberian asi dihentikan,
kadar bilirubuin serum akan turun dengan cepat, biasanya mencapai normal dalam
beberapa hari. Penghentian asi selama 1-2 hari dan penggantian asi denagns usu
formula mengakibatkan penurunan bilirubin serum dengan cepat, sesudahnya
pemberian asi dapat dimulai lagi dengan hiperbillirubin tidak akan kembali ke
kadar yang tinggi seperti sebelumnya.
o
Bilirubin yang patologis tampak ada
kenaikan bilirubin dalam 24 jam pertama kelahiran. Sedangkan untuk bayi dengan
ikterus fisiologis, muncul antara 3-5 hari sesudah lahir ( Nelson, Ilmu
Kesehatan Anak, 1999)
F. Manifestasi Klinis
- Tampak
ikterus; sclera, kulit atau kulit dan membrance. Jaundice yang tampak
dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi yang
baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetic atau infeksi, jaundice yang
tampak pada hari ke-2 atau hari ke 3 dan mencapai puncak pada hari hari ke
3 sampai ke 4 dan menurun pada hari ke 5 sampai hari ke 7 yang biasanya
merupakan jaundice fisiologis.
- Ikterus
adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung
tampak kuning kerang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirubin
direkk) kulit tampak berwarna kuning kehijau-hijauan atau keruh. Perbedaan
ini hnay dapat dilihat pada ikteus yang berat.
- Muntah,
anoreksia, fatigue, warna urin gelap, warna tinja pucat.
-
Penilaian ikterus (secara klinik)
o
Pengalaman lebih baik dilakukan
dalam pencahayaan matahari dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk
menghilangkan warga karena pengaruh sirkulasi darah. Secara klinis, ikterus
dapat dinilai dengan kramer.
Daerah
|
Luas
Ikterus
|
Kadar
Billirubin (mg %)
|
1
|
Kepala dan leher
|
5
|
2
|
Daerah 1 (+) badan bagian atas
|
9
|
3
|
Daerah 1,2 (+) badan bagian bawah
dan tungkai
|
11
|
4
|
Daerah 1,2,3 (+) lengan dan kaki bagian dengkul
|
12
|
5
|
Daerah 1,2,3,4 (+) tangan dan kaki
|
16
|
Contoh 1 : Kulit bayi di daerah
kepala, leher dan badan bagian atas, berarti bilibirun kira-kira 9 mg/%
Contoh 2 : Kulit bayi kuning seluruh
badan sampai kaki dan tangan, berarti jumlah biliburin > mg%
- Pemeriksaan
diagnostic
o
Pemeriksaan bilirubin serum
Pada bayi yang cukup bulan
billirubin mencapai puncak kira-kira 6 mg/dl, antara 2 dan 4 hari kehidupan.
Apabila nilainya diatas 10 mg/dl, tidak fisiologis. Pada bayi dengan premature
kadar billirubin mencapai puncaknya 10-12 mg/dl antara 5-7 hari kehidupan.
Kadar bilirubin yang lebih dari 14 mg/dl adalah tidak fisiologis. Dari brown AK
dalam text books of pediatric 1996 : ikterus fisiologis pada bayi cukup bulan,
bilirubin indirek munculnya ikterus 2-3 hari dan hilang 4-5 hari dengan kadar
bilibirum yang mencapai puncak 10-12 mg/dl. Sedangkan pada bayi dengan
premature, bilirubin indirek muncul 3-4 hari dan hilang 7-9 hari dengan
bilirubin mencapai puncak 15 mg/dl/ hari. Pada ikterus patologis meningkatnya
bilirubin lebih dari 5 mg/dl/hari dan kadar bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl.
Maisetes 1994 dalam Whaley dan wong 1999 : Meningkatnya kadar serum total lebih
dari 12-13 mg/dl.
o
Ultrasound untuk mengevalusi anatomi
cabang kantong empedu.
o
Radioisotope scan dapat digunakan
untuk membantu membedakan hepatitis dari atresia billary.
- Penanganan
o Pencegahan
terjadinya kern ikterus (ensafalopati biliris)
Pengamatan ketat dan cermat pada
perubahan peningkatan kadar ikterik / bilirubin bayi baru lahir, khususnya pada
ikterus yang kemungkinan besar menjai\di patologis,yaitu :
Ikterus
yang terjadi karena ikterus (ensefalopati biliaris)
Ikterus
dengan kadar bilirubin > 12,5 mg/% pada neonatus cukup bulan atau > 10 mg
% pada neonatus kurang bulan.
Ikterus
dengan peningkatan kadar bilirubin > 5 mg/%
o Mengatasi
hyperbilirubinemia.
Melakukan dekompensasi bilirubin
dengan fototerapi Trnasfuse tukar darah.
G. Komplikasi
o Bilirubin
encephalopathy (komplikasi serius)
o Kernikterus
; kerusakan neurologist; cerebal palsi; retridasi mental; hyoeraktif; bicara
lambat; tidak ada koordinasi otot; dan tangisan yang melengking.
H. Penatalaksanaan Terapeutik
o Fototerapi;
dilakukan apabila telah ditegakkan hyperbilirubinema patologis dan berfungsi
untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urin dengan oksidasi
foto pada bilirubin dari biliverdin. Walaupun cahaya biru memberikan panjang
gelombang yang tepat untuk fotoaktivitas bilirubin bebas, cahaya hijau dapat
mempengaruhi fotoreaksi bilirubin yang mengikat albumin. Cahaya menyebabkan
rekasi fotokimia dalam kulit (fotoismoerisasi) yang mengubah bilirubin tak
terkonjugasi ke dalam fotobilirubin, yang mana dieksresikan dalam hati kemudian
ke empedu. Kemudian produk akhir rekasi adalah reversible dan eksresikan ke
dalam empedu tanpa perlu konjugasi.
o Fenobartital
: mengeksresikan bilirubin dalam hati dan memperbesar konjugasi. Meningkatkan
sintesis hepatic glukoronil transferase yang mana dapat meningkatkan bilirubin
konjugasi dan clearance hepatic pada pigmen dalam empedu, sintesis protein
dimana dapat meningkatkan albumin untuk mengikat bilirubin. Fenobartital tidak
begitu sering dianjurkan.
o Antibiotik
; apabila terakit dengan infeksi.
o Transfuse tukar; apabila sudah tidak dapat ditangani dengan
fototerapi dan indikasinya.
Pada semua keadaan dengan kadar
bilirubin indirek > 20 mg/%.
Kenaikan kadar bilirubin indirek
yang cepat yaitu 0,3 - 1 mg/%/jam.
Anemia yang berat pada bayi baru
lahir dengan gejala gagal jantung.
Kadar Hb tali pusat > 14 mg/%
dari uji cooms direk positif.
Ikterus disertai tinja (kotoran
warna diempul ) harus segera dirujuk.
Pedoman penggunaan ikterus menurut
waktu timbulnya dan kadar bilirubin (modifikasi Maisels, 1972)
Billirubin
(mg/%)
|
<
24 jam
|
24-48
jam
|
49-79
jam
|
>
72 jam
|
|
<5
5-9
|
Pemberian
makanan yang dini
Terapi
sinar a bila hemolisis
|
||||
Kalori
cukup
|
|||||
10-14
|
Transfusi
tukar b bila hemolisis
|
Terapi
sinar
|
|||
15-19
|
Transfusi
tukar c
|
Transfuse
tukar bila hemolisis
|
Terapi
sinar d
|
||
>
20
|
Transfusi
tukar e
|
||||
Bilibirum < 5 mg/% selalu
observasi, bilirubbin > 5 mg/ % penyebab perlu disekidiki.
Bagan penanganan ikterus bayi baru
lahir
Tanda-tanda
|
Warna kuning pada kulit dan selera
mata (tanpa hepatomegali), pendarahan kulit dan kejang-kejang
|
||||
Kategori
|
Normal
|
Fisiologik
|
Patologik
|
||
Daerah
ikterus (rumus Kramer)
|
1
|
1+2
|
1-4
|
1-5
|
1-5
|
Kuning
hari ke
|
1-2
|
3
|
>
3
|
>
3
|
>
3
|
Kadar
bilirubin
|
<
5 mg / %
|
5-9
mg/%
|
11-15
mg/%
|
>15
mg/%
|
>20
mg/%
|
Penanganan
|
|||||
Bidan atau Puskesmas
|
Terus diberi ASI
|
Jemur di matahari pagi jam 7-9
selama 10 menit. Badan bayi telanjang. Mata ditutup terus diberi ASI banyak
minum
|
Rujuk ke Rumah Sakit Banyak minum
|
||
Rumah Sakit
|
Sama dengan atas
|
Sama dengan diatas
|
Terapi sinar
|
Terapi sinar
|
|
Periksa golongan darah ibu
Periksa kadar bilirubin
|
|||||
Nasihat bila semakin kuning,
kembali
|
Waspadai bila tukar darah
bilirubin naik > 0,5 mg/jam Cooms test
|
Tukar darah
|
Comments
Post a Comment